Rabu, 23 Februari 2011

Akhirnya Aku Menjadi Seeorang Badminton Lovers

Bermula dari acara rutin 2 tahun sekali Uber dan Thomas Cup. Kala itu aku menonton di rumah bersama kakakku. Aku mengikuti setiap pertandingan. Mulai dari babak penyisihan hingga Uber Indonesia masuk inal dan bertemu dengan China kala itu. Namun sayangnya, Tim Thomas Indonesia tidak bisa menembus partai final mengikuti rekannya ( Tim Uber )karena kala itu pada babak semifinal Indonesia harus mengakui ketangguhan Korea Selatan. Indonesia habis dibantai 3-0. Justru dari peristiwa kalahnya Tim Thomas Indonesia, aku mulai mencintai olahraga tepok bulu angsa tersebut. Saat itu, aku berfikir aku ingin menjadi Atlet buutangkis. Niat itu ini aku sampaikan kepada ke-2 orang tuaku. Namun sayangnya, mereka menolak mentah-mentah."Buat apa menjadi atlet, lebih baik kamu sekolah dengan baik, pergi ke luar negri membahagiakan orang tua" ujar orang tuaku saat itu. Aku menerima semua perkataan mereka dengan muka masam. Kala itu aku berfikir, apa salahnya aku menjadi atlet, toh jika ada pertandingan di luar negeri aku pergi ke laur negeri, membahagia kan orang tuaku juga kan? Apa daya, aku hanyalah seorang anak yang harus patuh kepa ke dua orang tuaku.

Selang beberapa bulan dari pertandingan Thomas dan Uber Cup, event Indonesia Open menyusul. Waktu itu, aku baru saja selesai Ulangan Semester kenaikan kelas sehingga ak memaksa ayahku untuk mengantaru ke Istora Senayan. Dengan sedikit rayunan nan penuh gombal itu lah, aku bisa membujuk ayahku untuk mengantarku. Bahagianya saat itu. Tetapi kala itu, aku belum terlalu mencintai olahraga itu, aku hanya ingin melihat pemain-pemain Indonesia membela negaranya sendiri.

Hari H pun datang. Sabtu pagi aku bersiap-siap. Setelah itu, aku, ayahku, dan ibuku siap meluncur ke Senayan. Kakaku tidak mau ikut, menurutnya buat apa berdesak-desakan nonton di Senayan, enakan di rumah. Yasudah, jika dia berfikir seperti itu, tidak ada ruginya jika aku pergi tanpa dirinya.

Tiba di Senayan, langsung mmbeli tiket. Aku duduk di coridor sambil melihat lihat atlet yang datang. Dewi keberuntungan belum datang menghampiiu, hingga sampai waktunya aku masuk ke dalam stadion.

Saat aku masuk ke dalam stadion, jujur norak sekali. Di dalamnya sungguh dingin sekali, lebih dingin dr biasanya (gak nyambung ya haha ). Aku lupa saat itu partai pertama apa, tetapi sepulang dari sana, bayangan mereka (atlet) terus ada di depan mataku. Mereka bermain sungguh menawan, bak penari yang menari-nari dengan raket dan shutlecock. Aku masih ingat bagaimana Liliyana Natsir, Nova Widianto, Vita Marissa, Markis Kido, Hendra Setiawan, Simon SAntoso tampil kala itu. mereka semua membuat selruh penonton Isrora berteriak I N D O N E S I A !! PROK PROK PROK. Sunnguh menakjubkan. Baru pertama kali aku merasakan situasi seperti itu. Gemuruh penonton membuat para atlet semangat. Tentu, dukungan penonton pasti sangat berpengaruh kepada pemain.

Setelah event ndonesia Open usai, tahun depan (2008) ada Olimpiade Bejing. Senang sekali rasanya Perhelatan tersebut bisa ditayangan di tv. Waktu itu, aku sudah mulai mencintai Bulu Tangkis. Melihat para pemain saat Open Ceremony, wahhhh kata itu yang bisa melukiskan segalanya. Singkat cerita, hingga akhir perhelatan tersebut, Markis Kido/Hendra Setiawan mempersembahkan kado manis untuk Indonesia yang waktu itu beulang tahun. Serta Liliyna Natsir/Nova widianto mempersembahkan medali Perak dan Maria Kristin Ylianti mempersemhakna medali Perunggu.


Hendra Setiawan dan Markis Kido mendapatkan medali emas



Nova widianto yang berhasi mendapatkan medali perak



Maria Kristin Yulianti yang berhasil menjadi Tunggal Puri Indnesia terbaik kalai itu berhasil mengalahkan pemain China Lu Lan dan mendapatkan medaiperunggu


Setelah dari event Olimpiade Beijng tersebut, kecintaanku kepada Bulu Tangkis semakin menggila. Aku mencoba mencari teman yan sama-sama menyukai Bulu Tangkis dan akhirnya aku mendapatan hingga lbh dr 50 orang dan berasal dari seluruh wilayah Indonesia. Kcintaanku kepada bulu tangkis tak hanya itu. Di sekolah aku mengikuti eskul Bulu tangkis. Saat eskul ku mengadakan even Sutoyo Cup aku belajar bagaimana menjadi seorang wasit yang jujur, adil, dan bijaksana dan tak lupa akau juga belajar bagaimana cara berorganisasi yang baik. Hingga saat ini, saya selalu mengikuti perkembangan berita bulu tangkis sendiri, dan sampai kapan pun saya akan menjadi seorang Badmonton Lover Sejati. I'M PROUD OF BL!!

Itulah sepenggal cerita dari saya, mengapa saya hingga "jatuh Cinta" kepada Bulu tangkis. Semoga orang-orang yang membaca blog saya ini menjadi pecinta bulu tangkis seperti saya dan kawan-kawan.

Read More..

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Blogger Template by Blogcrowds