Kamis, 18 Agustus 2011

Mau Lo Apa sih???

“Fine!! Kalo itu yang lo mau, gue sanggup lakuin!!” bentakku sambil berjalan meninggalkannya di koridor sekolah. Emang dia pikir gue gak bisa! Gerutuku. Tiba-tiba muncul seorang pria yang berdiri tepat di depanku. Entah siapa laki-laki ini. Tetapi mukanya sering aku lihat. Ah! Aku lupa siapa namanya.
“Hhmm, maaf anda ini siapa?”
“Kamu Dira kan?”
Whaaatttt!! Dia tau nama gue????!!!!!
“Eeeee....i..y...a... Anda siapa ya?” Mataku menatap wajahnya dengan tajam.
“Kamu lupa ya sama aku”
“Kita pernag kenal?????” Tanyaku spontan.
“Pernah kok, Dir.”
“Tapi, dimana?”
Hanya senym yang lebar yang terlihat di wajahnya untuk menjawab pertanyaanku. Untuk beberapa saat, aku mencoba menginga – ingat siapa orang ini. Tetepi, otakku sudah terlalu penuh untuk mengingat siapa orang ini.
“Trus, emang ada urusan apa lo sama gue?”
“Ya, you know lah, Dir.....”
“Maksud looooo????”
“Ternyata, setelah sekian lama kita udah gak pernah ketemu, lo bener-bener gak kenal gue lagi. Lo bener-bener udah berubah.”
“Maaf ya, otak gue udah penuh buat inget lo siapa. Mendingan, kalo lo pingin banget banget banget gue inget sama lo, lo kasih tau aja lo itu siapa. Beres kan perkaranya??!!”
Dia hanya terdiam sesaat lalu, kembali melanjutkan omongannya.
“Nanti jam 8 malem, gue ke rumah lo. Jangan kemana – mana. Oke?”
“Heh, jangan seenaknya lo dateng ke rumah gue. Gue gak kenal siapa lo!”
“Bye, Diraaaaa.....” Dia sama sekali tidak menghiraukan kata-kataku.
“Yaudalah, Dir...sabar aja sama orang kayak gitu. Lo ikutan aja apa yang dia mau. Suka – suka dia mau ke rumah lo kek mau enggak kek.”
“Yyyeeee.....maksud lo apa? Gue pasrah aja gitu ada orang yang gak dikenal main asal dateng ke rumah gue. Kalo tau-taunya dia mau neror rumah gue trus rumah gue dibom gimanee?? Gue mau tinggal dimana? Jadi gelandangan? Lo mau nampung gue di rumah lo?!” Jawabku panjang lebar.
“Jujur ya Dir..ogah gue nampung lo di rumah gue. “
“Yaudah makanya lo diem. Gak tau masalahnya, sok ikut campur!”
“Maaf Ddirrr....snewen amet lo hari ini. Darah tinggi lo kumat????”
“Kampret!!”
“Hahahaha.”
“Lo pulang naik apa?”
“Dijemput. Kenape? Mau nebeng?”
“Hehehehe....”
“Dasar!”
Sambil menunggu supir Tya datang, kami duduk-duduk di bawah pohon dekat perpustakaan.
“Dddiiirrr....” Sambil menarik-narik lengan bajuku.
“Ape?”
“Ternyata dia ganteng banget ya. Baru sadar.”
Aku menoleh ke arahnya, wajahnya sedang senyum-senyum sendiri dan memandang sudut sekolah. Ternyata dia sedang menoleh ke arah Kenny, cowok terganteng di kelas Tya.
“Yang lo maksud Kenny?”
“Ho-oh!” Dia mengangguk
“Mana gantengnya? Badan bantet gitu lo bilang ganteng. Apa lo kena santet?”
“Hush! Enak aja!”
“Apa jangan – jangan dia pake susuk?”
“Maksud lo?”
“Ya, kali aja dia pake susuk, makanya lo bilang dia ganteng! hehe”
“Gak mungkin."
“Haha, bercanda kali. Lo jangan anggep itu serius."
Belum sempat Tya membalas kata-kataku. Pak Dody sudah datang. Kami berdua pun menyambangi Pak Dody. Dan Tya pun merasa sedih, karena meninggalkan ‘pemandangan’ Kenny.
“Pak, lama banget sih datengnya!” Keluh Tya
“Maaf ya, non. Tadi anak bapak sakit, jadi nganter ke puskesmas dulu,” jawab Pak dody sambil membukakan pintu mobil untuk kami berdua. Di perjalanan menuju pulang, kami berdua hanya terdiam. Tidak berkata apapun. Ingga tidak terasa sudah sampai di rumahku.
“Makasih ya Ty, Pak Dody,” ujarku sambil tersenyum kepada mereka. Mobil Tya pun berjalan meninggalkan aku yang masih berdiri di depan rumahku sendiri. Aneh rasanya, yang biasanya pagar rumahku tertutup, kali ini terbuka lebar-lebar. Dan ada sebuah mobil yang parkir tepat di depan rumahku. “Hhhhmm, mungkin tamu ayah atau ibuku,” predikdiku dalam hati.
“Ibbuuuu.....aku pulangggg,” teriakku dari pagar menuju ke teras rumah. Ketika aku sampai di teras rumah, terlihat ada seseorang yang tak ku kenal. Aku mencoba melihat ke dalam, mencari tahu siapa orang itu. Dan ternyata......
“Whhhhhaaaaaatttt!!! Lo lagi?”
“Hy, Dir. Kok lama banget sih nyampe rumahnya. Gue udah lama nungguin lo disini.”
“Mau lo apa sih?! Hah?!” Jawabku dengan ketus. Tiba – tiba ibu muncul dari dalam.
“Diraa, jangan galak – galak sama teman kamu sendiri. Nanti gak punya temen lohh...”
“Apa, Bu temaaannn???”
“Iya”
“Dia bukan temen Dira, Bu. Tapi, dia itu hanya orang yang uat Dira hari ini terusik banget.”
“Hush! Gak boleh ngomong gitu ah, gak baik,”
Lalu, si cowok itu menjawab perkataan ibu yang semestinya aku yang menjawabnya, “Dira, emang gitu kok Tante anaknya, suka bercanda. Pertamanya marah – marah, nanti juga dia baik lagi kok”
“Gak usah sok kenal deh sama gue. Emang dari awal gue gak kenal lo, trus mau apa? Toh lo gak mau nyebutin identitas lo kan??? So, berarti lo hanya trouble maker bagi gue. Ngerti??!!! Mending sekarang lo pergi dari sini!!” Kataku sambil menarik lengannya ke arah pagar rumah.
“Eh, Diraaa, Diraaa. Gak boleh gitu. Diraaaa....” Teriak ibu yang terus membuntutiku. Tetapi, aku tidak menghiraukan semua perkataan ibu.
“Nah sekarang, mending lo pergi deh! Tcchhuuusssss.....” kataku ketika sudah sampai di depan pagar rumah. Tanpa reaksi dan tampang melas, si cowok itu pun pergi meninggalkan rumaku. Dan ibu terus mengoceh menasehatiku.

2 komentar:

waahh, akhir-akhirnya seru banget! Jangan-jangan, cowoknya suka sama Dira lagi.. hehe

Tapi, diawalnya agak ngebingungkan gitu sih, tapi udah bagus deh! Jempol! :D

Hehehe...itu cuman buat openingnya aja nad. Nanti masih ada lanjutannya. Yang ini masih part.1nya. Masih ada part lainnya. Tunggu kelanjutannya ya..hehe
Eh, makasih ya pujiannya :)

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Blogger Template by Blogcrowds